Sabtu, 08 Desember 2012
Sumpit Keberuntungan
Di jaman kerajaan Dinasti Ming masih berkuasa hiduplah seorang saudagar kaya pemilik restoran Hong Liong di daerah Tiongkok sebelah selatan. Restoran “Burung Hong” itu sangat terkenal karena makanannya sangat khas dan rasanya yang luar biasa. saudagar pemilik restoran tersebut juga sangat dihormati di daerah tersebut karena sering menyumbangkan harta kekayaannya untuk kaum papa.
Namun sangatlah disayangkan saudagar itu tidak diberkahi oleh keturunan seorangpun. Menjelang usianya memasuki tahun ke-80, saudagar tersebut hendak menyerahkan restorannya kepada orang yang dipercayanya mampu mengelola restoran tersebut dengan baik. Tapi sebagai syaratnya mereka harus menyumbangkan setengah dari pendapatan restoran itu untuk kaum papa.
Setelah itu diundanglah seluruh pedagang di daerah tersebut untuk datang ke jamuan makan malam yang diselenggarakannya. Terdapat dua puluh meja bundar yang diatasnya sudah terhidang bermacam sayuran yang sangat menarik. Tiap meja ada 4 buah kursi dan 4 buah peralatan makan berupa sumpit. Namun anehnya ke – 4 sumpit tersebut mempunyai panjang sama dengan lebar mejanya
Duduklah ke – 80 pedagang tersebut dengan air liur yang mulai menetes mencium aroma masakan yang selangit tersebut. Sesaat sebelum makan saudagar tersebut memberikan kata sambutan yang isinya kurang lebih menyatakan bahwa dia akan memilih 4 dari ke – 80 pedagang tersebut sebagai penerus restorannya setelah jamuan berakhir.
Maka dimulailah jamuan makan tersebut. Masing – masing pedagang tersebut telah memegang sumpit* mereka dan menjepit sayuran yang diinginkannya. Sementara sang saudagar tersebut berjalan mengelilingi meja-meja tersebut. Muka sang saudagar tersebut terlihat sangat sedih setelah melewati meja ke – 12 dan belum ada satupun pedagang yang mampu memasukkan sayuran yang dijepit sumpit* tersebut ke dalam mulut. Masing – masing pedagang tersebut mencoba cara – cara aneh agar mampu memasukkan makanan yang dijepit sumpit* masing – masing ke dalam mulut masing – masing dan tentu saja itu tidak akan berhasil karena panjang sumpit* tersebut selebar meja. Saat sang saudagar melewati meja ke – 19 dia mulai kehilangan harapannya untuk mendapatkan penerus restorannya karena yang dia lihat hanyalah sekumpulan orang – orang serakah yang hanya mementingkan keinginan masing – masing.
Saat menuju meja ke – 20 tersenyumlah saudagar tersebut seraya berkata pada dirinya sendiri bahwa ke – 4 orang inilah yang akan meneruskan restorannya. Rupanya ke – 4 orang yang berada di meja ke – 20 saling menyuapi lawan di seberangnya karena panjang sumpit* tersebut memang cukup untuk sampai ke seberang mejanya. Akhirnya saat jamuan makan selesai hanya ke – 4 orang inilah yang kenyang perutnya sedang yang lain sibuk menggerutu karena tidak ada secuilpun makanan yang masuk dalam mulut mereka. Sang saudagar pergi meninggalkan restorannya dengan hati gembira karena tahu bahwa restorannya akan dikelola oleh 4 orang yang bijaksana.
"Pesan moral dari cerita ini adalah agar jadi orang jangan terlalu serakah, karena dengan tidak mau berbagi keuntungan dengan orang lain maka orang lain juga tidak akan mau berbagi dengan Anda. Bila tiap orang hanya memikirkan dirinya masing – masing maka tidak akan pernah mencapai kemajuan team. Bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa 4 kaki akan lebih baik daripada 2 kaki ; atau bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Pepatah – pepatah yang dibuat orang – orang bijak jaman dahulu kala bukanlah sekadar penghias omong kosong, mereka mampu membuat pepatah tersebut karena sudah ada kejadiannya dan hasilnya.
Buktikanlah sendiri, bila Anda mau memberi maka Anda akan menerima kembali lebih baik, mungkin bukan dalam bentuk yang sama ketika Anda berikan, tapi pasti sesuatu tersebut Anda dapatkan saat Anda memang membutuhkannya.
Sesungguhnya apa yang kamu tabur, itulah yang akan kamu petik. Penabur kebaikan akan menuai berkah, sedangkan penabur kejahatan akan menuai petaka. Taburkanlah olehmu benih-benih kebaikan dan kebenaran, sehingga kelak dapat memanen berkah berlimpah"
Jumat, 07 Desember 2012
Seribu Makanan Untuk Serving Dish
Serving dish merupakan tempat yang digunakan untuk melayani hidangan makanan, serving dish mempunyai bermacam-macam model dan bentuk yang cantik ..
kebanyakan tempat hidangan ini digunakan sebagai acara pernikahan, restaurant, hotel dsb .
banyak dari kaum ibu-ibu yang berfikir untuk apa pakai serving dish ? kan bisa menggunakan mangkok, piring atau tempat makanan yang laiin, dan ga usah ngeluarin uang yang banyak juga untuk beli barang ini ...
kebanyakan tempat hidangan ini digunakan sebagai acara pernikahan, restaurant, hotel dsb .
banyak dari kaum ibu-ibu yang berfikir untuk apa pakai serving dish ? kan bisa menggunakan mangkok, piring atau tempat makanan yang laiin, dan ga usah ngeluarin uang yang banyak juga untuk beli barang ini ...
Tapi coba kalian lihat bentuk serving dish di atas, mewah, cantik dan bagus untuk kita letakan di meja makan, dan sebenarnya menggunakan mangkok, piring atau yang laiinya untuk menghidangkan makanan memang mudah karena pasti semua ibu-ibu mempunyainya ..
tapi yang harus di ketahui kalau kita menggunakan serving dish itu untuk makanan bisa membuat makanan kita tetap hangat terus ..
karena di bawah serving dish disediakan lilin yang bisa digunakan untuk slalu menghangatkan makanannya ..
bagaimana, apa sekarang kaliiam akan mencoba membeli dan menggunakannnya ?
Kamis, 06 Desember 2012
Si Mesra Sendok & Garpu Bagaikan Romeo & Juliet
Sendok & garpu; pasangan ini memang akrab dengan kehidupan masyarakat masa kini. Perubahan tata cara makanlah penyebabnya. Meski di zaman dahulu sekali, kita pun masih kadang-kadang, lebih mengandalkan tangan telanjang.
Lalu dari bahan apa sendok pertama dibuat? Karena tak banyak jejak ditinggalkan, diduga bahannya mudah hancur. Muncullah rekaan, sendok tertua itu dari kerang. Tetapi ada pula yang memperkirakan dari kayu, tanduk, atau tanah liat bakar.
Konon, masyarakat Mesir kuno suka sendok dari perunggu, beberapa bergagang tajam untuk mencukil daging kerang. Bahan keras lain adalah gading, batu tulis, atau batu api. Di Yunani dan Romawi sudah ada sendok bergagang bulat dari perak, perunggu, atau kuningan. Lucunya, di Romawi ada sendok dari tulang dengan lubang di cekungannya, tapi tak jelas apa fungsinya.
Pada perkembangan berikut gagang sendok mulai dihiasi pahatan berbentuk manusia atau hewan. Hiasan lain yang muncul adalah patung kecil, koin, batu mulia, dan lain-lain yang menempel di ujung gagang. Jenis hiasan gagang akan berubah sesuai mode saat itu.
Sendok masa itu biasanya bergagang lurus dengan cekungan panjang yang ujungnya runcing. Tak sedikit di antaranya dibuat dari emas dan perak. Karenanya di abad XVI sendok demikian hanya dipakai kalangan atas. Di abad berikutnya barang itu menyebar di kalangan borjuis. Sedangkan orang kebanyakan cukup dengan sendok tembaga, campuran timah hitam dan putih, atau besi berlapis timah.
sendok & garpu
Bagaimana dengan garpu?
Konon garpu pertama hanya punya satu gigi. Bangsa Romawi-lah yang mengubah jadi dua gigi. Di abad pertengahan garpu besar dua gigi yang rata dipakai untuk menyajikan makanan. Di Italia pada abad XVI garpu serupa yang lebih kecil dipakai menggantikan pisau untuk menusuk makanan. Itulah masa transisi fungsi pisau oleh garpu. Tak ayal para tetamu dari luar negeri pun terkaget-kaget melihat barang aneh itu. Meskipun begitu penyebaran ke berbagai negara terjadi pula. Di antaranya ke Inggris. Salah satu buktinya berupa satu lusin garpu milik Ratu Elizabeth I (1533 - 1603) yang gagangnya bertatahkan batu mulia.
Garpu tiga gigi mulai dipakai di akhir abad XVII. Meski garpu mulai umum dipakai, kadang ia cuma jadi pendamping setia -sendok atau pisau. Panjang garpu jenis itu sekitar 14 cm. Bersamaan dengan tumbuhnya gigi garpu jadi empat, cekungan sendok jadi oval. Pegangannya pun agak melengkung sehingga mudah dipegang.
Di abad XVIII kebiasaan tiap orang untuk punya alat makan pribadi menghilang. Set perangkat makan jadi milik keluarga. Keluarga kaya biasanya memiliki 1-2 lusin perangkat perak untuk dipakai sendiri atau saat menjamu tamu. Materi perangkat pun mulai berubah. Kira-kira pertengahan abad XIX mulai dilakukan proses pelapisan perak ke aloi nikel dan tembaga umum. Lalu diikuti pelapisan nikel atas kuningan. Di abad XX, tepatnya 1920-an, perangkat makan dari baja antikarat mulai dikenal dan banyak digunakan.
Seiring dengan perkembangan tata cara makan dan munculnya jenis-jenis makanan baru, lahir pula perangkat makan yang makin spesifik. Misalnya sendok & garpu untuk makan malam, makanan kecil, sendok sup, garam, sayur, sendok teh biasa atau yang lebih kecil, dan sebagainya.
Mengingat begitu bervariasi hiasannya, sendok sering jadi objek koleksi. Hobi ini konon muncul pada pertengahan abad. XIX. Selain untuk makan, koleksi itu termasuk sendok suvenir dengan tanda unik untuk menandai peristiwa tertentu. Uniknya lagi, di Eropa sendok adalah simbol perkawinan dan cinta. Tak heran dalam peristiwa penting keluarga, misalnya kelahiran bayi, si jabang bayi akan mendapat sendok. Tak sedikit-pula kolektor yang memajang miliknya di internet. Di antaranya The Souvenir Spoon Museum.
Sayang, kisah persahabatan orang Indonesia dengan sendok masih memerlukan pelacakan yang ulet. Salah satu kendala yang menghadang, tradisi kita yang lebih bersifat lisan daripada tertulis. Padahal, bisa jadi museum itu belum mengoleksi sendok orang Jawa yang praktis dan paling pas untuk makan bubur, nasi pecel, atau liwet. Yaitu sudu, alias sendok dari daun pisang.
Rabu, 05 Desember 2012
Makan di Hotel Harus Bawa Rantang ^_^ ???
Selalu siapkan rantang ini sebelum makan di hotel
Sebenarnya makanan ini tidak layak disebut makanan sisa karena masih layak untuk dimakan. Makanan yang paling sering ngeloyor ke tong sampah adalah sayur, jenis ikan termasuk salmon, dan nasi.
Permasalahan ini muncul karena prinsip “lebih baik kelebihan daripada kekurangan.” Yah coba dibayangkan ketika kita mengadakan acara di hotel. Saat prasmanan jumlah makanan tidak cukup dan sebagian undangan tidak kebagian. Tentu kita akan marah besar bukan? Yang kena tentu saja pihak hotel. Tidak peduli kita memesan makanan untuk 400 orang tapi yang datang 500 orang. Meskipun pada akhirnya kita akan menolak membayar tagihan.
Inilah yang ditakutkan pihak hotel, selain kerugian materil tentu nama baik hotel akan tercoreng. Jadi ketika ada event order prasmanan untuk 400 orang, tidak jarang hotel akan menyiapkan makanan untuk 450-500 porsi. Nah selisih porsi inilah yang sebagian besar akan berakhir di tong sampah.
Sebenarnya hotel sudah berusaha untuk mengolah kembali makanan karena terkait dengan pengendalian biaya. Misalnya makanan yang terbuat dari daging sapi, makanan jenis ini biasnaya diolah dan dijual kembali menjadi roti isi. Paling banter makana ini ditempatkan di ruang makan pegawai. Namun jika prasmanan berakhir pada malam hari, maka hotel lebih baik membuang makanan itu. Asumsinya makanan harus ditaruh di pendingin dan besoknya mesti dihangatkan lagi. Keluar biaya lagi kan?
Jika ada diantara kita yang berpikir kenapa tidak dibawa pulang saja oleh pegawai? Hotel tidak mengambil langkah ini karena mengandung resiko. Sebab bisa saja pegawai tidak membawa makanan sisa prasmanan tapi dia justru memasak sesuatu secara khusus dengan bahan-bahan yang dibeli oleh hotel untuk dibawa pulang. Bagaimana jika dijadikan makanan ternak/pupuk?
Nah, ini sebenarnya ide yang cantik dan ganteng bila dapat direalisasikan. Tapi dalam tong sampah itu tidak hanya mengandung bahan organik tapi juga ada bahan anorganik misal kertas, plastik dan kaleng. Sangat jarang ada hotel yang mengharuskan pegawainya untuk memilah atau menyediakan tempat sampah khusus. Jikapun ada disediakan tempat sampah khusus pegawainya pun malas untuk melakukannya. Alasannya: waktu. Jika disediakan tempat khusus bagi pemulung apakah pemulung mau merapikan kembali tempat itu setelah mengais makanan sisa untuk ternak?
gambar diatas saya ambil dari www.oden-houseware.com
Bagaimana jika berikan kepada fakir miskin? Pernah dengar kasus
keracunan makanan masal kan? Makanan dapat menjadi beracun ketika berada
di bawah suhu 600C untuk makanan panas dan diatas 5 derajat untuk
makanan dingin. Tentu hotel tidak mau dibebani dengan resiko ini.
Apalagi hotel akan keluar biaya ekstra jika menjaga suhu makanan tetap
baik untuk diberikan kepada fakir miskin.Jika kita seorang pemilik/manager hotel cobalah mencari solusi. Misalnya dengan mengolahnya menjadi pupuk/pakan ternak. Sediakan tempat sampah khusus. Jika kita tidak mau rugi, juallah sisa makanan itu kepada pemilik ternak (babi). Jika kita pegawai, sediakan tempat sampah khusus. Luangkanlah waktu untuk memilah sampah yang hendak dibuang. Jika kita seorang chief pintar-pintarlah mengolah sisa makanan prasmanan. Jika kita seorang tamu dan menghadapi prasmanan, nggak usah malu membawa rantang. *bersulang*
Selasa, 04 Desember 2012
Dongeng Asal Mula Sebuah Piring
Halo semuanyaa :)
Siapa yang sedang makan saat ini ? Bicara soal makan pasti sudah tidak asing lagi dengan peralatan makan yaitu piring, kecuali untuk orang yang tidak pernah menggunakan peralatan makan yang satu ini ...
ternyata ni sob piring itu juga mempunyai sejarah dan asal usul kaya cerita dongeng-dongeng gitu deh ... hehhee ^_^
kalian smua harus tau niie sbenernya piring yang sering kita gunakann awal mulanya gimana yahhhhhh ^_^????? ...
tapii sebelumnya saya ngambil gambar dibawah dari www.oden-houseware.com
Piring itu pada awalnya, orang-orang pada zaman dahulu makan diatas daun atau bahkan tidak menggunakan alas. kemudian pada abad ke-15, orang-orang eropa menggunakan kayu yang dilubangi untuk menaruh makanan, sebelumnya mereka menggunakan roti yang dilubangi, namun roti yang dilubangi tidak dapat menahan kuah dengan cukup lama, dan akhirnya makan di atas kayu yang ditengahnya dibentuk melengkung menjadi sebuah kebiasaan dan dianggap lebih baik, seiring perkembangan zaman piriong kayu digantikan dengan piring seng, keramik dan melamin.
wahh .. uniknya juga yahh orang-orang jaman dahulu .. mungkin nie yahh tingkat kreativitas mereka juga sepertinya lebih tinggi atau diatas rata-rata kita dehh ..
heheheehe
salut deh orang-orang yang hidup diabad ke-15 .... ^_^
Siapa yang sedang makan saat ini ? Bicara soal makan pasti sudah tidak asing lagi dengan peralatan makan yaitu piring, kecuali untuk orang yang tidak pernah menggunakan peralatan makan yang satu ini ...
ternyata ni sob piring itu juga mempunyai sejarah dan asal usul kaya cerita dongeng-dongeng gitu deh ... hehhee ^_^
kalian smua harus tau niie sbenernya piring yang sering kita gunakann awal mulanya gimana yahhhhhh ^_^????? ...
tapii sebelumnya saya ngambil gambar dibawah dari www.oden-houseware.com

wahh .. uniknya juga yahh orang-orang jaman dahulu .. mungkin nie yahh tingkat kreativitas mereka juga sepertinya lebih tinggi atau diatas rata-rata kita dehh ..
heheheehe
salut deh orang-orang yang hidup diabad ke-15 .... ^_^
Senin, 03 Desember 2012
Deskripsi Sebuah Nampan
Nampan adalah tempat untuk menyajikan makanan atau
minuman, Yang terbuat dari kayu, logam, dsb, ada yang berkaki dan ada yang
bertelinga; baki; talam; dulang.

Nampan mepunyai beragam macam model dalam bentuk dan bahan, gambar diatas saya ambil dari www.oden-houseware.com yang berbeda-beda bentuk ada yang Bulat berbahan plastik, Persegi berbahan stainless dan Oval berbahan melamin.
^_^
Sabtu, 01 Desember 2012
Transformasi Mug
Buat kita semua pasti sering banget donk dapet souvenir pernikahan, tapi paling souvenirnya hanya bisa bertahan sekali atau dua kali ..
biasanya gunting kuku, gantungan kunci dll, tapi apakah itu bertahan lama ? dan bisa membuat orang yang menerimanya bisa menyimpan dan menggunakannya dengan waktu yang lama ?
Nah saya punya ide untuk membuat transformasi dari sebuah mug, unik juga jika sebuah mug kita gunakan untuk souvenir pernikahan kita ..
Mug yang polos diatas kita bisa membuatnya menjadi souvenir dengan hiasan atau tulisan yang kita mau, hanya kita bawa ke tempat percetakan dan mendesaiinya sesuka hati kita.
Dan mug yang super cantik ini bisa kita gunakan untuk menghadiahkan orang yang kita sayang, dengan membelinya di toko seperti Oden Houseware bisa mendapatkan model yang cantik, desain yang mewah membuat seseorang yang menerimanya akan menyimpan dan menggunakannya dengan hati yang gembira .
biasanya gunting kuku, gantungan kunci dll, tapi apakah itu bertahan lama ? dan bisa membuat orang yang menerimanya bisa menyimpan dan menggunakannya dengan waktu yang lama ?
Nah saya punya ide untuk membuat transformasi dari sebuah mug, unik juga jika sebuah mug kita gunakan untuk souvenir pernikahan kita ..
Mug yang polos diatas kita bisa membuatnya menjadi souvenir dengan hiasan atau tulisan yang kita mau, hanya kita bawa ke tempat percetakan dan mendesaiinya sesuka hati kita.
Dan mug yang super cantik ini bisa kita gunakan untuk menghadiahkan orang yang kita sayang, dengan membelinya di toko seperti Oden Houseware bisa mendapatkan model yang cantik, desain yang mewah membuat seseorang yang menerimanya akan menyimpan dan menggunakannya dengan hati yang gembira .
Langganan:
Postingan (Atom)