Jumat, 05 Juli 2013

KISAH EMBER DAN PIPA Sebuah Perenungan Terhadap Kerja


Ketika saya ingin mencari artikel tentang sebuah “ember” .. saya menemukan cerita inspiratif tentang seseorang pengangkut ember dengan seseorang pembuat pipa , awalnya saya bingung dengan judulnya, tapi setelah saya baca dan saya hayati ceritanya sangat bagus, dan banyak pelajaran yang bisa saya ambil … ^_^ ceritanya begini … 

Alkisah ada sebuah desa yang sangat kekurangan air, warga-warga disana sangat susah sekali untuk mendapatkan air, bahkan mereka harus membawanya dari sungai hingga ke rumah mereka, dan itu jauh sekali, mungkin bisa berkilometer jalan yang mereka harus tempuh, sampai akhirnya ada dua orang laki-laki yang siap bekerja sebagai pengangkut ember  dengan imbalan sekian rupiah ..
Mereka bernama  “ ICAL dan TONO “ mereka berdua setiap hari bekerja sebagai pengangkut ember, dan di berikan ke warga dengan hasil sekian rupiah, setiap hari mereka melakukannya,  sampai ketika ical berfikir bagaimana mereka bisa mengerjakan pekerjaan itu dengan lebih efisien dan tidak terus2an mengangkut ember, dan akhirnya berfikirlah ical untuk membangun saluran pipa dari sungai yang di arahkan ke desa tersebut, akhirnya terjadilah percakapan ical dengan tono .

Ical “ saya punya rencana ni ton,  dari pada setiap hari kita mengangkut ember-ember ini terus, bagaimana kalau kita membuat saluran pipa saja ? punggung ku sudah letih rasanya …
Tono” saluran pipa ? ide dari mana tuh kamu ? hahahaha … saya tidak tertarik cal, ( sambil meninggalkan ical pergi )

Melihat temannya tono tidak tertark membuat ical makin percaya diri dan akan membuktikannya untuk membuat proyek itu sendiri, toono hidup dengan nyaman , hasil dari ember yang iyah angkut bisa membuatnya membeli rumah, kendaraan dan keperluan laiinya, sedangkan ical pekerjaan dia semakin bertambah berat selain membuat saluran pipa yang ia impikan, ical pun harus bekerja juga untuk menghidupkan keluarganya, hari berganti minggu, bulan , yang tadinya saluran pipa itu hanya berapa meter , kilometer sampai akhirnya saluran pipa itu selesai ia buat sampai desa ..

Warga desa pun sangat senang karena sekarang mereka bisa mendapatkan air 24 jam dari sungai itu, dan ical pun tidak susah-susah mengangkut ember lagi, karena dengan saluran pipa itu dia terus-terusan mendapatkan uang dari warga, sedangkan tono badannya semakin sakit, punggungnya semakin bongkok, jika tidak bekerja dia tidak mendapatkan uang untuk membiayai keluarganya ..

Dari sini kita bertanya “Siapakah Anda?” Seorang pembawa ember? Ataukah seorang pembuat saluran pipa? Apakah Anda hanya mendapatkan gaji kalau Anda datang ke tempat pekerjaan, seperti tono Si Pengangkat ember ? Ataukah Anda termasuk orang yang bekerja hanya sekali saja kemudian Anda dibayar terus menerus, seperti ical pembuat saluran pipa? Yang saya maksud bukan pembuat saluran pipa air ledeng, tapi pipa penghasilan !!!

Kisah Ember dan Pipa ini sangat menarik untuk direnungkan, namun sayang sekali banyak dipakai oleh orang-orang MLM (Multi Level Marketing) untuk menarik sebanyak mungkin downline. Sehingga ketika mereka gagal mereka menganggap mustahil untuk membangun pipa dan akhirnya kembali mengangkut ember. Padahal MLM bukanlah satu-satunya cara untuk menjadi pipa. Masih banyak cara lainnya misalnya dengan membuka usaha dan membuat sistem agar usahanya bisa dijalankan oleh karyawan. Banyak orang yang bekerja keras mempertaruhkan waktu dan tenaganya seperti pengangkut ember. Tidak peduli siang atau malam, hujan ataupun tidak mereka bekerja keras untuk mendapatkan uang hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup. Namun yang menjadi masalah sekarang adalah, pertama waktu terbatas hanya 24 jam dan yang kedua adalah TIDAK SELAMANYA KITA BEKERJA.

Nah mari berpikir ulang bagaimana caranya mendapatkan penghasilan berkesinambungan seperti sebuah saluran pipa yang mengalirkan airnya tanpa perduli siang ataupun malam.

"Elemen terpenting kita bukan pada otak. Namun, pada apa yang menuntun otak kita - kepribadian, hati, kebaikan dan ide-ide progresif." -Fyodor Destoyevsky

Tidak ada komentar:

Posting Komentar