Sabtu, 10 November 2012

Kepemimpinan Menjadi Gaya Kemoceng



Anda familier (kenal akrab) dengan yang namanya “Kemoceng”?. Masih ada yang belum dan ada yang sudah mengenal yang namanya kemoceng. Bagi yang belum tahu disini kita coba meberikan gambaran tentang kemoceng itu apa. Anda pernah lihat ayam?. Yang tidak suka makan daging ayam pasti juga tahu dan mengenal ayam apalali senang makan dengan lauk ayam. Ayam binatang ternak bukan ayam jadi-jadian, karena kata ayam bisa pelebelan tertentu pula yang negatif. Ayam binatang ternak yang berbulu. Oleh pengajin bulu ayam dikumpulkan dan dibersihkan; lalu diikatkan ke sepotong rotan sehingga terbentuk membulat sedemikian rupa dengan sekumpulan bulu ayam yang indah, dengan ukuran panjang antara 30 – 40 cm. Di dalam Kamus Besar Indonesia, kemoceng adalah pembersih dari bulu ayam dsb. Dengan perkembangan kreatif manusia kemoceng/kemucing kemudian sudah ada di buat dari bahan selain dari bahan bulu ayam yaitu ada pula di buat dari plastic.






 Apa sih kegunaan dari Kemoceng itu?.

Pada umumnya kemoceng biasa digunakan untuk memberihkan debu seperti di atas meja, terkandang orang suka iseng membersihkan jendela kaca rumah dari tebu juga dengan kemoceng, memberihkan tape recorder/radio, rak buku dan untuk membersihkan debu pada mobil. Yang demikian itu adalah penggunaan kemoceng yang sesungguhnya. Kemoceng juga bisa disalahgunakan orang tertentu misalnya orang tua marah sama anaknya karena membandel disuruh melakukan sesuatu tetapi jawaban si anak “entar-sebentar, entar-sebentar atau entar-sok, entar-besok”, yang akhirnya si orang tua jadi emosi dengan serta merta diambilkannya kemoceng digunakan untuk memukul anaknya. Memukul anak dengan kemoceng sambil mengeluarkan kata-kata sumpah serapah “Dasar anak bandel biar jadi ayam juga kamu”. Bisa juga digunakan untuk mengusir kucing dan yang paling mengelikan kemoceng disalahgunakan untuk mengusir ayam dari dalam rumah.


Bagaimana kepemimpinan gaya kemoceng?

Kalau di perkantoran pimpinan bekerja berhadapan dengan berbagai masalah. Karena ada masalah maka perlu ada cara penyesaian atas masalah yang ada. Tugas pimpinan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang ada di kantornya. Biar ada kelihatan perubahan pimpinan mencoba membuat keputusan untuk suatu masalah sebagai cara penyelesaiannya. Yang sebenarnya cara yang digunakan itu tidak efektif apalagi untuk bicara efisien dalam peribahasa “Jauh panggang dari api”. Dan prinsipnya bukan mengatasi malalah atas masalah tetapi memindahkan masalah ke tempat lain yang juga masalah. Contohnya begini; Anda membersihkan meja kerja di kantor dari debu dengan menggunakan kemoceng. Debu yang Anda bersihkan dari menja Anda terbang ke meja lain di dalam kontor Anda. Yang berarti debu tidak hilang dari ruangan kerja Anda dan hanya berusaha memindahkan saja. Keharian esoknya tebu tersebut kembali lagi kemeja Anda karena tertiup angin alam atau AC. Pagi ini dibersihkan besok pagi sudah ada lagi. Repot juga yaa!.

Demikian juga pimpinan yang menggunakan pemecahan masalah dengan gaya kemoceng. Dia tidak mengatasi masalah yang dipermasalahkan tetapi hanya memidahkan dari masalah satu ke masalah baru. Jadi masalah yang lama tidak terselesiakan diciptakan masalah baru sehingga terjadi dua atau lebih masalah. Contohnya seperti masalah sampah diperkotaan. Sampah diambil dari lingkuangan keluarga oleh petugas sampah di bawa ke tempat penampungan sementara (TPS) atau sampah pasar. Kemudian sampah diangkut lagi ke tempat pembuangan akhir (TPA). Di TPS sampah mengeluarkan bau tidak sedap dan membuat pusing tujuh keliling masyarakat berdekatan dengan TPS. Lalu bau sampah tidak sedap tersebut juga membuat bau pada hidung masyarakat yang berdekatan dengan TPA dan menimbulkan protes. 

 Semoga Bermanfaat yahh ^_^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar